MALANG - Keinginan Sriwijaya FC (SFC) dan sejumlah klub besar memboyong bintang blasteran Belanda Irfan Bachdim tampaknya menemui ganjalan besar. Striker yang kini berkostum Persema Malang dibanderol sangat tinggi oleh klubnya, yakni Rp5 miliar.
Persema sendiri bakal membuka pintu negosiasi bagi klub-klub yang ingin mendapatkan servis pemain tim nasional itu. Namun, tim berjuluk Laskar Ken Arok mematok harga tinggi karena Irfan bachdim masih terikat kontrak selama tiga musim.
Kendati SFC mengatakan tertarik, pihak Persema mengaku belum ada tim yang mengajukan penawaran secara formal. “Kita akan membuka pintu bagi klub yang ingin bernegosiasi. Sampai saat ini belum ada yang masuk walaupun sudah ramai di media,” ungkap CEO Persema Malang Didied Poernawan.
Diakui Didied, Persema sejatinya ingin pemain bernomor punggung 10 tersebut tetap membela Persema hingga kontraknya selesai. Namun pihaknya tak mungkin menahan sang pemain jika mempunyai hasrat berkarier di klub lain. Irfan sendiri setiap musimnya dikontrak Rp1,5 miliar.
Persema sendiri tak ingin rugi jika benar SFC hanya akan menyodorkan nominal Rp1 miliar. Angka itu menurut Didied sangat jauh dari harga yang dikeluarkan Persema saat mengontrak Irfan. Selain itu masa kontrak juga baru berjalan setengah musim.
Kekasih Jennifer Kurniawan itu menjadi aset paling berharga bagi Laskar Ken Arok. Selain memiliki kontribusi signifikan pada prestasi tim sepanjang Liga Primer Indonesia (LPI), pemain ini juga mengangkat brand Persema di persepakbolaan nasional.
“Itulah alasannya kami ingin Irfan tetap di Persema. Dulu sama sekali tidak ada yang tertarik merekrutnya saat pertama tiba di Indonesia. Sekarang banyak klub tahu kualitas dia sebenarnya. Sangat wajar kalau pemain seperti dia sangat berharga,” tambah Didied.
Ketenaran Irfan Bachdim turut mempromosikan nama tim yang bermarkas di Stadion Gajayana. Padahal dulunya Persema hanyalah tim medioker yang tak memiliki tradisi memuaskan di kompetisi nasional sebelum akhirnya berbelok ke LPI dan menjadi tim papan atas.
Sementara, dari tim LPI lainnya, Persibo Bojonegoro memutus kontrak sejumlah pemain karena dianggap kurang maksimal selama bergabung tim. Delapan pemain tersebut adalah Iswandi Da’i, M Hamzah, M. Irfan, Ahmad Sholeh, Friyan Eko, Rendra Pratama, Susanto dan Wahyudi.
Kedelapan pemain itu hanya spesialis bangku cadangan dan tak pernah menjadi pilihan utama pelatih Sartono Anwar. Pihak Persibo sendiri menganggap keberadaan mereka tak efektif untuk kebutuhan tim yang sejauh ini belum maksimal.
“Kita akan mencari pemain baru yang lebih baik dan memberikan dampak positif untuk tim. Kebetulan kompetisi masih istirahat cukup lama sehingga ada waktu untuk melakukan seleksi atau perekrutan,” tutur Ketua Umum Persibo Taufik Risnendar.
Dirinya mengakui komposisi tim Laskar Angling Dharma cukup gemuk namun kurang efektif. Dengan demikian Persibo bakal membutuhkan banyak pemain untuk kompetisi selanjutnya, termasuk pemain asing yang hingga kini masih dalam perburuan.