skip to main | skip to sidebar

Search This Blog

Apr 16, 2011

PREDIKSI BENCANA ALAM 2011 INFO PNBP Potensi Fenomena Alam Akibat Cuaca Iklim Global

Presiksi Bencana Alam 2011 info PNBP Potensi Fenomena Alam Akibat Perubahan Cuaca dan Iklim yang Ekstrim. dari tahun ke tahun belakang ini, kejadian bencana tahun ini terus meningkat. Teramat sulit untuk memperkirakan kapan meningkat, lalu berharap jumlahnya semakin menurun. Bahkan, seiring perubahan iklim global dan degradasi lingkungan di perkirakan pada tahun 2011 hampir mustahil intensitas bencana makin surut.


Kondisi itu di kemukakan oleh Direktur Pengurangan Bencana pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Ia memberi catatan pada akhir tahun 2010 mengenai bencana.

Untuk mengintip potensi bencana pada tahun 2011, Sutopo pun untuk yang pertama kalinya menyodorkan data peningkatan bencana. Sejak tahun 2002 terjadi sebanyak 190 kali meningkat menjadi 1.675 kali pada tahun 2009 atau hampir 9 kali lipat.

"Intensisat bwncana pada tahun 2010 masih di olah. Tetap saja terjadi  kenaikan jumlah bencana yang 70% di antaranya berupa bencana hidrometeorologi. " kata Sutopo.

Bencana hidrometeorologi terkait cuaca. Cuaca menimbulkan hujan yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. cuaca menimbulkan angin kencang. Cuaca menimbulkan kekeringan berpanjangan. Semuanya berdampak merugikan.

Deputi bidang Survai Dasar dan Sumber Daya Alam pada Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Priyadi Kardono mengatakan, sumber bencana di bagi dua yaitu, akibat ulah manusia dan alam. Mengurangi resiko dari keduanya sudah di dukung oleh teknologi yang memadahi. Tetapi, publik masih banyak menunggu pengoptimalan teknologi dari setiap institusi yang ada.

" Seperti teknologi yang memprediksi ketebalan awan atau volume awan hujan, jika makin di optimalkan, akan sangat membantu mitigasi bencana banjir dan tanah longsor yang selama ini banyak menelan korban," kat Priyadi.

Laboratorium Sutopo mengatakan, kalangan ilmuan dunia menengarai indonesia sebagai laboratorium bencana. Karena itu, BPBP menerbitkan buku rencana penanggulangan bencana 2010 2014. Disebutkan, di indonesia terdapat 500 gunung api yang di antaranya 129 masih aktif tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa tenggara, Sulawesi Utara dan Kepulauan Maluku.

Indonesia mencatatkan dua letusan gunung ter besar di dunia, yaitu letusan gunung Tambora di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tahun 1915 hingga mengeluarkan 1,7 juta ton abu yang menyelimuti atmosfer cukup lama. Hingga pada tahun berikutnya 1816, dunia masih terpengaruh slimut abu yang menahan dan memantulkan sinar matahari.

Tahun 1816 kemudian di kenal sebagai "tahun yang tidak memiliki musim panas" di berbagai belahan bumi.

Letusan gunung krakatau meyusul pada tahun 1883. Erupsinya di perkirakan setara 13.000 kali ledakan bom atom Hirosima pada massa perang dunia ll.

Sutopo menyajikan data itu untuk menegaskan kembali potensi bencana dari letusan gunung api yang selalu menjadi ancaman Sutopo tidak memerinci gunung mana saja yang siap akan meletus pada tahun 2011.

Priyadi mengatakan, potensi gunung api meletus dalam waktu setahun ke depan tetap berpeluang. Setidaknya, wilayahnya mencakup pantai barat Sumatra, Jawa, dan Sulawesi Utara. "Prediksi letusan gunung api lebih mudah di lakukan dari pada prediksi gempa."kata Priyadi.

Ancaman "Alam Biatan" kewaspadaan terhadap bencana alam mau tidak mau harus tetap di jaga. Tetapi menurut Sutopo, pentingnya masyarakat mewaspadai ancaman bencana alam "buatan". Ini mengingat degradasi lingkungan yang sudah sangat masif. Dampak buruk banyak di timbulkan.

"Seperti bobolnya tanggul Situ Gintung. Dengan kedalaman tiga meter, telah menewaskan lebig dari 100 jiwa."kata Sutomo.

Degradasi hutan mengakibatkan sedimentasi tinggi, Seperti di Jawa, degradasi menimbulkan erosi. Sebagian dampaknya mengakibatkan sedimentasi bendungan dan menimbulkan kerawanan jebolnya tanggul.Seperti bendungan Jati Luhur dengan ketinggian air 16 Meter. Malapetaka berpotensi berlipat-lipat di bandingkan peristiwa jebolnya bendungan Situ Gintung.

Menurut Sutopo, ancaman bencana alam akibat teknologi manusia seoerti nitu belom mendapat perhatian belom kuat. bendungan-bendungan besar yang ada di Jawa sekarang mengalami sedimentasi sedang sampai tinggi.

Degradasi hutan di Jawa akibat populasi penduduk terus berkembang pesat. Sebanyak 129 juta penduduk (59 persen) sekarang tinggal di Jawa dengan ke padatan 996 orang per kilometer persegi.

 Tutupan hutan hanya sebanyak 7 persen berupa hutan lindung, dan 16% berupa hutan produksi Lahan kritis di Jawa meningkat pesat. Pada 1988 mencapai 1,36 juta hektar, meningkat pada tahun 2002 menjadi 4,17 juta hektar.

Mengenai Neraca air, berdasar data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (bappenas), sebanyak 77 persen wikayah kabupaten dan kota memiliki defisit 1-8 bulan dengan 36 Kabupaten/Kota mengalami defisit tinggi di atas 6 Bulan.
"Selain menjadi laboratoriumbencana alam yang sesungguhnya, Jawa maupun Daerah pulau lainya mengalami hal serupa yaitu rentang terhadap ancaman bencana akibat ulah manusia."kta Sutopo.

Jadi, tahun 2011 harus lebih siap dengan banyaknya ancaman. kompas. com

Bencana Alam, Bencana Alam di Indonesia, Prediksi bencana Alam 2011, Ramalan bencana Alam di Indonesia yang terbaru, Info PNBP, Fenomena Alam terkini, Perubahan cuaca,Iklim yang Ekstrim.